"Nasib suatu kaum, dipastikan oleh perilaku kaum itu sendiri". Masalah mendasarnya benar di "RASA" memikirkan orang lain. Seandainya warga kita memiliki itu, pasti deh tidak lama saja akan teratasi. Nggak bakalan benar demo2. Pengusahanya juga gitu, akan selamanya mikirin karyawannya. Juga sebaliknya karyawan akan mikirin perusahaannya. PNS mikirin negaranya. Pemimpin mikirin rakyatnya. Namun yang terjadi, sebagian luhur nggak begitu, justru sebaliknya, dan mikirin diri sendiri semua. Sahnya resep apa pun juga sulit dimainkan, sebab masalahnya di soal "Mental" saja. Dan itu musti dimulai dari pemimpin2 kita, nyatanya mereka nggak gitu, ya gimana kembali hehehe.

Bener omongannya mbak Yuli itu, kini niatnya mau apa dahulu, mau meningkatkan Ekonomi Rakyat atau Ekonomi Sejawat?. Kalau aku sih gampaang ajaa, membuka aja semua kran2 pelayanan untuk rakyat nanti khan kesejahteraan itu akan mampu mengalir kebawah & merata, jangan dibalik yang bawah suruh ngalir ke atas, kodhok aja ngerti kalau hujan itu dari atas ke bawah. Kalau gak ngerti maksud aku, ya jangan sah pemimpin ... gitu aja kok reepoot.

pemerintah harus bertambah mengamati seluruh rakyat daerah yang benar diindonesia, dan pemerintah harus mampu menggerakkan jiwa kewirausahaan yang produktif untuk masing-masing daerah yang benar diindonesia.apabila seluruh rakyat indonesia dari berbagai daerah, mampu mempunyai jiwa wirausaha yang produktif maka otomatis indonesia akan mempunyai fundasi perekonomian yang handal. dan pemerintah harus mengutamakan produk dari rakyat indonesia, dan sangat bagus sekali apabila pemerintah mampu mempromosikan seni-seni yang benar pada masing-masing daerah. hidup indonesia....

supaya indonesia aman dari berbagai masalah financial pemerintah harus memberikan hukuman seumur hidup untuk para koruptor yang telah banyak makan uang rakyat
indonesia.

Ternyata Kita pada tidak dipedulikan teori landasan Ekonomi; ekonomi mendapatkan hasil yang sebesar luhurnya dg biaya yang sekecil kecilnya (Produktif dan efisien)
Percaya kan Ekonomi Indonesia banyak yang melenceng dari teori landasan tersebut mari kita hitung
Yang tidak produktif ; Banyaknya tanah nganggur, Tenaga kerja nganggur, Banyak penciptaan yang nganggur (karya seni, budaya),potensi hayati ikan, tanaman dll semua itu mampu kita sebut ekonomi pertanian yang sekaligus ekonomi kerakyatan sebab rakyat terbesar merupakan petani
Kalau membangun ekonominya fokus mulai dari ekonomi pertanian baru ke industri maka produktifitas dan efisiensi akan diperoleh dengan cara langsung berupa hasil karya / produksi yang melimpah dan murah baru menjual nya mudah dan laku keras keseluruh dunia, gak usah takut jualnya kalau banyak dan murah pembeli dari seluruh dunia juga perlu barang tersebut, baru duit masuk ke dompet-dompet rakyat seluruh negeri.
Yang harus kita lakukan merupakan kita harus melakukan pekerjaan keras dan sama-sama mengingatkan dan memastikan pemimpin yang tidak melenceng dari teori landasan dan potensi landasan bangsa ini.
Buktinya Belanda menguasai dan memerintah Indonesia baru dari hasil pertaniannya dan perbudakannya belum ikan, binatang, emas, timah dan lainnya mampu makmur dan bertahan selama 350 tahun

Enak Belanda Ya, Mas Choky
Tanda Indonesia sudah maju, merupakan saat Mas Choky ekspor gorengan 10 konteneir per bulan, suatu saat mampu kan ??

Salam Indoesia Luhur (lemih dari maju, hebat, super dll)